Apa itu Design Thinking

Apa itu Design Thinking? Definisi, Tahapan, dan Penerapannya

Apakah Boldee pernah mendengar istilah design thinking? Apa itu design thinking? Design thinking merupakan suatu pendekatan kreatif untuk memecahkan masalah, berfokus pada pemahaman kebutuhan pengguna, ideasi, prototyping, dan pengujian.

Oleh karenanya, pendekatan design thinking kerap digunakan untuk menyelesaikan masalah kompleks, karena metode ini mendorong kolaborasi multidisipliner dan fokus pada kebutuhan pengguna, sehingga menghasilkan solusi yang inovatif dan relevan.

Metode pendekatan design thinking kerap digunakan oleh banyak bidang, seperti bisnis, pendidikan, kesehatan, hingga pengembangan teknologi.

Apa itu Design Thingking?

Apa itu design thinking? Meskipun banyak yang merasa belum familiar, istilah ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Konsep ini pertama kali diungkapkan dalam buku Creative Engineering yang ditulis oleh John E. Arnold pada tahun 1960-an.

Design thinking adalah metode yang mengutamakan penyelesaian masalah dan inovasi dengan fokus pada kebutuhan pengguna. Dengan pendekatan ini, kamu dapat mengembangkan solusi yang berlandaskan pemahaman mendalam terhadap permasalahan pengguna, sehingga produk yang dihasilkan memiliki potensi lebih besar untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pada awalnya, metode ini diterapkan dalam proses desain produk, namun seiring waktu, design thinking terbukti bermanfaat di berbagai bidang. Dalam mencari solusi yang efektif, penting untuk melalui beberapa tahap, seperti menganalisis konteks, memetakan masalah, mencari inspirasi, dan melakukan evaluasi.

Manfaat Design Thingking

Setelah Boldee memahami arti apa itu design thinking, selanjutnya yang perlu kamu ketahui dan pahami adalah mengenai manfaatnya. Berikut ini adalah manfaat dari design thinking:

  1. Meningkatkan kreativitas tim: Design thinking mendorong kolaborasi, menghasilkan solusi inovatif melalui berbagai perspektif dan ide yang saling menginspirasi.
  2. Fokus pada pengguna: Pendekatan ini menempatkan pengguna di pusat, memastikan produk yang dikembangkan relevan dengan kebutuhan dan harapan mereka.
  3. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah: Metode sistematis membantu tim mengidentifikasi masalah dengan jelas dan mengembangkan solusi yang lebih efektif melalui proses iteratif.
  4. Mempercepat inovasi: Dengan prototyping dan pengujian cepat, ide-ide dapat diuji dan disempurnakan lebih awal, meningkatkan peluang untuk solusi yang berhasil.
  5. Mendorong budaya kolaboratif: Lingkungan yang terbuka dan saling menghormati memungkinkan tim bekerja harmonis, meningkatkan produktivitas dan rasa memiliki terhadap proyek.
  6. Mengurangi risiko kegagalan: Pendekatan berbasis eksperimen memungkinkan identifikasi masalah awal, meminimalkan risiko di tahap akhir implementasi.
  7. Memperkuat komunikasi antar departemen: Kolaborasi lintas fungsi menciptakan komunikasi yang lebih efektif, memastikan semua aspek proyek dipertimbangkan.
  8. Membantu dalam perencanaan strategis: Pemahaman mendalam tentang pengguna dan pasar memungkinkan rumusan strategi yang lebih tepat sasaran dan adaptif.
  9. Meningkatkan keterlibatan karyawan: Keterlibatan dalam proses kreatif meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja, menciptakan rasa kepemilikan yang lebih besar.
  10. Mendorong keberlanjutan dan tanggung jawab sosial: Design thinking mendukung pengembangan solusi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

Tahapan di dalam Design Thinking?

Boldee tidak perlu bingung dengan apa itu design thinking, sebab di dalamnya terdapat lima tahapan di dalam proses ini yang masih digunakan oleh banyak perusahaan hingga sekarang.

Baca juga: Apa itu Advertising Agency, Fungsi, Kelebihan dan Jenisnya

Dalam praktiknya, langkah-langkah ini tidak harus diikuti secara berurutan, asalkan kamu dapat menemukan solusi yang paling efektif. Berikut adalah langkah-langkah tersebut:

1. Empathize (Empati)

Pada tahap ini, fokus utama adalah memahami pengguna dan konteks mereka. Melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan riset, tim berusaha untuk merasakan pengalaman pengguna dan mengidentifikasi kebutuhan serta masalah yang mereka hadapi.

2. Define (Definisikan)

Setelah mengumpulkan informasi, tim merumuskan pernyataan masalah yang jelas dan terfokus. Ini melibatkan penyaringan data yang dikumpulkan untuk menemukan tema dan pola yang berulang, sehingga dapat merumuskan masalah yang ingin dipecahkan dengan tepat.

3. Ideate (Berkreasi)

Di tahap ini, tim melakukan sesi brainstorming untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide. Berbagai teknik kreatif, seperti mind mapping atau sketching, digunakan untuk mendorong pemikiran out-of-the-box dan mengeksplorasi solusi inovatif.

4. Prototype (Prototipe)

Tim membuat versi awal dari solusi, yang bisa berupa sketsa, model fisik, atau aplikasi sederhana. Tujuan prototyping adalah untuk membuat sesuatu yang bisa diuji dan mendapatkan umpan balik, tanpa harus menghabiskan banyak waktu atau sumber daya.

5. Test (Uji)

Prototipe diuji dengan pengguna nyata untuk mengumpulkan umpan balik tentang efektivitas solusi. Proses ini sering kali mengarah pada iterasi, di mana hasil dari pengujian digunakan untuk menyempurnakan prototipe atau bahkan kembali ke tahap sebelumnya untuk memperbaiki masalah yang teridentifikasi.

Penerapan Design Thingking

Design thinking adalah pendekatan inovatif untuk menyelesaikan masalah yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pengguna. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari empati, definisi masalah, ideasi, prototyping, hingga pengujian.

Salah satu contoh penerapan design thinking yang berhasil terlihat pada Netflix. Platform ini tidak hanya menawarkan layanan streaming, tetapi juga memahami kenyamanan yang dicari pengguna dalam menonton film dari rumah, tanpa harus antri di bioskop. Netflix mengenali bahwa banyak pengguna sebelumnya terbiasa menyewa atau membeli DVD, meskipun tidak semua orang memiliki pemutar DVD.

Melalui design thinking, Netflix mengembangkan solusi inovatif dengan memperkenalkan sistem rekomendasi canggih. Algoritma yang digunakan mampu menganalisis perilaku penonton dan menyajikan konten yang sesuai dengan preferensi individu, menciptakan pengalaman menonton yang dipersonalisasi.

Selain itu, Netflix juga merespons keinginan pengguna akan konten original dan provokatif, yang sering kali tidak tersedia di televisi tradisional. Dengan demikian, pengguna dapat menikmati berbagai genre tanpa adanya sensor.

Secara keseluruhan, Netflix menunjukkan bahwa dengan menerapkan design thinking, mereka mampu menjawab kebutuhan dan keinginan pengguna secara efektif. Siklus berkelanjutan ini mencakup pengujian, observasi, dan perbaikan layanan yang membuat Netflix tetap relevan dan inovatif di industri hiburan.

Sudah Paham Apa itu Design Thinking?

Pada intinya, apa itu design thinking adalah metode inovatif untuk memecahkan masalah yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pengguna, melalui serangkaian tahapan seperti empati, ideasi, hingga prototyping, guna menciptakan solusi yang relevan dan efektif.

Rangkaian pendekatan tersebut tentu saja memungkinkan tim untuk berkolaborasi secara kreatif, mengeksplorasi berbagai ide, dan menguji solusi secara sistematis, sehingga menghasilkan produk atau layanan yang lebih sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Demikian penjelasan lengkap mengenai apa itu design thinking, yang mengedepankan pemahaman mendalam terhadap pengguna dan mendorong solusi kreatif untuk tantangan kompleks. Semoga bermanfaat!


OHBold Creative Agency
Membantu Brand Memenangkan Pasar.
Info Selengkapnya

Hubungi Kami!


No Comments

Post a Comment

Any question ?