Design Thinking: Adalah Pengertian, Tujuan, Tahapannya
Design thinking adalah pendekatan inovatif yang menempatkan pemikiran kreatif sebagai inti dalam mengatasi tantangan dan menciptakan solusi yang efektif. Dalam konteks ini, design thinking bukan sekadar proses desain, melainkan suatu filosofi yang menggabungkan empati, analisis, dan kreativitas.
Seringkali, orang berpikir bahwa design thinking hanya relevan dalam konteks pekerjaan terkait desain produk, arsitektur, dan sejenisnya. Tetapi pada kenyataannya, konsep ini dapat diaplikasikan di berbagai sektor, termasuk dunia bisnis.
Design thinking adalah suatu metode yang tidak hanya mempertimbangkan aspek fungsional, tetapi juga memahami kebutuhan dan perspektif pengguna. Melalui pendekatan ini, solusi yang dihasilkan bukan hanya efisien secara teknis, tetapi juga relevan secara emosional.
Implementasi design thinking sendiri, mampu menghasilkan ide-ide segar yang dapat diterapkan dalam berbagai strategi bisnis, bukan sekadar sebagai pendekatan kreatif dalam menghasilkan desain produk.
Pada dasarnya, design thinking melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah dan mengembangkan produk sebagai solusinya, bukan hanya terbatas pada proses kreatif untuk menciptakan inovasi dalam desain produk.
Untuk memahaminya lebih lanjut, yuk simak pembahasannya di ulasan berikut ini Boldee!
Pengertian Design Thinking
Design thinking adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan dengan fokus pada kebutuhan pengguna. Implementasi design thinking berarti mengutamakan kepentingan pengguna sebagai prioritas utama dalam mencari solusi untuk masalah yang kompleks.
Proses design thinking melibatkan serangkaian langkah berulang untuk memahami pengguna, mendefinisikan permasalahan, dan menghasilkan solusi yang sesuai. Solusi yang diajukan harus mampu mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan teknologi agar bisnis dapat mencapai kesuksesan.
Terdapat berbagai definisi untuk konsep ini, namun, untuk mempermudah pemahaman, empat karakteristik utama design thinking dapat diidentifikasi: hands-on, berfokus pada manusia, sangat kreatif, dan bersifat iteratif.
Design thinking adalah berfokus utama pada kepentingan manusia, dan perannya melibatkan identifikasi masalah serta penyediaan solusi yang efektif. Proses desain juga melibatkan transformasi ide menjadi produk nyata.
Karakteristik hands-on dalam design thinking memungkinkan pengujian langsung untuk mengukur efektivitas produk. Kreativitas menjadi konsep yang penting dalam memberikan jawaban melalui proses desain, dengan tujuan menciptakan ide yang segar dan menarik.
Implementasi design thinking dilakukan secara berulang atau iteratif. Proses ini selalu dimulai dengan pencarian masalah, mengingat pengguna tidak selalu menyadari keinginannya secara jelas. Oleh karena itu, design thinking membantu dalam mengidentifikasi inti permasalahan dan menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Baca juga: Strategi Pemasaran Online dan Offline, Simak Perbedaannya!
Tujuan Penerapan Design Thinking
Mengapa pendekatan design thinking menjadi penting? Apa saja tujuan yang dapat dicapai dengan menerapkannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, berikut adalah rangkuman beberapa sasaran dari penerapan design thinking:
- Merinci kebutuhan pengguna secara mendalam.
- Mengembangkan produk secara berkelanjutan untuk mencapai tingkat kesempurnaan yang lebih tinggi.
- Meningkatkan efektivitas seluruh proses pengembangan produk.
- Mengurangi risiko kegagalan produk dalam pasar.
- Memberikan peluang bagi pengembangan keterampilan tim atau karyawan yang terlibat.
- Menciptakan solusi yang inovatif dan menghadirkan ide-ide segar.
- Mengoptimalkan anggaran perusahaan melalui penerapan proses kreatif yang lebih efisien.
Tahapan dari Design Thinking
Dalam menerapkan design thinking, terdapat serangkaian langkah yang harus diikutsertakan. Beberapa tahapan yang dimaksud melibatkan:
1. Emphatize
Tahap awal ini ditujukan untuk memperoleh pemahaman mendalam terhadap kebutuhan calon pengguna. Pada fase ini, pendekatan empati digunakan untuk melihat masalah dari perspektif pengguna. Proses ini mencakup berbagai kegiatan riset, mulai dari analisis kata kunci, riset pasar, hingga riset produk.
2. Define
Fokus pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan kebutuhan pengguna. Hasil riset dari langkah sebelumnya dimanfaatkan untuk menganalisis masalah serta kebutuhan calon pengguna. Untuk mempermudah langkah ini, pembuatan user persona atau karakter yang mencerminkan calon pengguna dapat dilakukan.
Dalam menciptakan user persona, data demografis, perilaku, hingga kebiasaan berbelanja dapat digunakan. Dengan memiliki user persona, kamu dapat merancang strategi bisnis yang efektif sekaligus menemukan solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
3. Ideate
Tahap ini memerlukan tingkat kreativitas yang tinggi, di mana kamu dan tim harus terlibat dalam sesi brainstorming untuk menghasilkan konsep-konsep inovatif yang baru. Agar proses ini berjalan secara efektif, menerapkan metode design sprint dapat menjadi pilihan yang tepat.
4. Prototype
Langkah selanjutnya adalah memasuki tahap desain, di mana Kamu dapat memulai proses merancang model produk untuk menggambarkan ide dengan lebih detail dan membantu pihak kolaborator lainnya memahami produk yang akan dikembangkan. Pada tahap ini, penting untuk membuat sampel awal yang dapat dipresentasikan dan sekaligus menguji konsep ide yang telah dipilih.
5. Test
Langkah akhir dalam implementasi proses ini adalah fase pengujian atau uji coba. Tujuan dari tahap ini adalah mengevaluasi tanggapan pengguna dan efektivitas produk. Kemungkinan besar, kamu harus melakukan beberapa penyesuaian dan perbaikan untuk mencapai hasil maksimal pada tahap ini.
Baca juga: Apa itu Search Engine? Yuk, Ketahui Arti, Fungsi, dan Contohnya
Contoh-contoh Design Thinking
Nah, setelah mendapatkan pemahaman tentang konsep, tujuan, dan tahapan penerapan design thinking, pasti Kamu penasaran dengan contoh implementasinya di kehidupan nyata. Banyak perusahaan besar yang menerapkan konsep design thinking untuk mengembangkan produk-produk unggul. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Sikat Gigi Elektrik Oral-B
Contoh penerapan design thinking pertama dapat ditemukan pada produk sikat gigi elektrik seperti Braun atau Oral-B. Perkembangan produk ini dimulai dari keprihatinan terhadap kebiasaan menyikat gigi yang kurang efektif di kalangan banyak orang. Procter and Gamble (P&G) mengambil inisiatif untuk menganalisis penyebab permasalahan tersebut dan mencari solusi yang sesuai.
Melalui analisis, terungkap bahwa bentuk sikat gigi yang tidak cocok dan keterbatasan waktu merupakan faktor penyebab kurangnya keefektifan menyikat gigi. Berdasarkan temuan ini, P&G merumuskan solusi dengan menciptakan sikat gigi elektrik.
Sikat gigi elektrik ini menyediakan ukuran yang pas untuk sebagian besar bentuk mulut manusia, mampu menjangkau sela-sela gigi dengan lebih baik, dan dirancang ergonomis. Keberadaan daya listrik juga memungkinkan sikat gigi untuk bergerak dengan lebih efektif, membuat pengalaman menyikat gigi menjadi lebih nyaman dan efisien. Dengan demikian, sikat gigi tidak hanya menjadi kurang melelahkan, tetapi juga memakan waktu yang lebih singkat.
2. Gojek
Contoh design thinking lainnya, dapat kita lihat pada keberhasilan Gojek. Perjalanan perusahaan startup ini dimulai dari keheranan Nadiem Makarim, pendiri Gojek, terhadap skeptisisme terhadap kemungkinan menjadikan jasa ojek sebagai pekerjaan profesional.
Dari ketidaksetujuan tersebut, Nadiem melakukan analisis mendalam terhadap akar permasalahan dan menemukan peluang bisnis dalam layanan ojek online. Fokus permasalahan diidentifikasi dalam konteks mobilitas yang terhambat oleh kemacetan dan ketidakpastian pendapatan bagi para tukang ojek.
Nadiem menciptakan solusi dengan menyediakan alternatif transportasi yang dapat mengatasi masalah kemacetan perkotaan dan memberikan stabilitas pendapatan bagi para tukang ojek. Inisiatif ini dimulai dengan pembentukan call center untuk ojek konvensional, yang melibatkan 20 tukang ojek pada awalnya. Uji coba pada tahun 2010 mendapat respons positif dari masyarakat.
Pada tahun 2015, Nadiem dan timnya melanjutkan pengembangan dengan meluncurkan aplikasi Go-Ride. Jumlah tukang ojek yang awalnya 20 orang meningkat pesat menjadi 800 orang. Hingga saat ini, Gojek berhasil menghubungkan ribuan mitra dengan pengguna dan menjadi pilihan utama sebagai alat transportasi praktis untuk mengatasi masalah kemacetan.
3. Netflix
Sebagai contoh terakhir, mari kita lihat kesuksesan Netflix, penyedia layanan streaming yang telah meraih popularitas besar. Netflix memberikan solusi dengan memastikan kenyamanan dalam menonton film melalui perangkat, tanpa perlu repot membeli atau menyewa DVD. Berbeda dari pengalaman tradisional pergi ke bioskop atau toko DVD, Netflix menghadirkan film langsung ke layar ruangan Anda.
Tidak hanya itu, Netflix juga berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan hiburan pengguna dengan menyajikan konten orisinal yang tidak tersedia di saluran TV konvensional. Hingga kini, Netflix terus melakukan pembaruan sebagai respons terhadap evolusi kebutuhan pengguna.
Baca juga: 8 Cara Ampuh Optimasi Image SEO Untuk Peforma Website Lebih Baik
Kesimpulan
Design thinking adalah konsep atau metode, melainkan juga suatu filosofi atau pendekatan yang melihat setiap tantangan sebagai peluang untuk merumuskan solusi inovatif. Dengan menekankan keterlibatan pengguna, kreativitas, dan iterasi.
Design thinking adalah kerangka kerja yang memandu pengembangan produk atau solusi dengan pendekatan yang lebih manusiawi. Melalui empat karakteristik kunci, yakni hands-on, berfokus pada manusia, sangat kreatif, dan bersifat iteratif. Selain itu, design thinking adalah alat efektif untuk menghasilkan ide-ide segar dan solusi yang lebih relevan dengan kebutuhan pengguna.
Keseluruhan, design thinking adalah pendekatan yang menekankan pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pengguna, perumusan masalah yang cermat, dan proses yang terus menerus berkembang untuk menciptakan solusi yang menghadirkan nilai tambah secara signifikan.
Demikian ulasan mengenai penerapan design thinking, meliputi definisi, tujuan, langkah-langkah, dan contoh implementasinya di dunia nyata. Kamu dapat mengintegrasikan konsep design thinking dalam kegiatan bisnismu untuk merancang ide dan strategi yang inovatif serta selaras dengan perkembangan terkini. Semoga bermanfaat Boldee!