KPI SEO

KPI SEO: Tolak Ukur yang Sering Dipakai

Dalam mengelola website atau blog Kamu, Boldee harus memahami juga apa itu KPI SEO. Istilah ini merupakan sebuah ukuran kinerja yang penting dalam menilai efektivitas strategi SEO yang diterapkan.

KPI SEO biasanya mencakup berbagai metrik seperti lalu lintas organik. Lalu lintas organik adalah jumlah pengunjung yang datang ke website Kamu melalui hasil pencarian organik di search engine seperti Google, tanpa melalui iklan berbayar. Ini merupakan indikator utama seberapa baik website Kamu dioptimalkan untuk kata kunci yang relevan dan seberapa efektif konten Kamu dalam menarik pengunjung melalui pencarian organik.

Memahami metrik yang bisa untuk mengukur optimasi website dapat membuat strategi SEO lebih terarah dan efektif. Dengan memahami metrik-metrik ini, Boldee dapat melacak dan mengevaluasi kinerja situs web mereka secara lebih mendalam.

Lantas, apa saja sih metrik yang ada di dalam KPI itu? Mari kita cari tahu bersama-sama, di artikel berikut ini!

Pengertian KPI SEO

KPI SEO adalah singkatan dari Key Performance Indicator untuk Search Engine Optimization. KPI untuk SEO ini digunakan untuk mengukur dan mengevaluasi keberhasilan kampanye SEO sebuah website atau upaya optimisasi mesin pencari dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran KPI ini penting, guna membantu pemilik website menilai apakah optimasi SEO yang dilakukan sudah efektif atau belum dalam meningkatkan visibilitas dan traffic situs mereka di mesin pencari. Dengan data KPI yang terkumpul, pemilik website dapat membuat evaluasi yang lebih akurat terhadap strategi SEO mereka, serta mengidentifikasi area-area yang perlu diperbaiki atau dioptimalkan untuk mencapai tujuan organik yang diinginkan.

KPI pada SEO berbeda dengan OKR. OKR pada SEO adalah metode untuk menetapkan dan mengukur tujuan yang lebih spesifik dan terukur dalam strategi optimasi mesin pencari.

Berbeda dengan KPI yang fokus pada pengukuran kinerja seperti peringkat kata kunci atau lalu lintas organik, OKR (Objective and Key Results) memungkinkan pemilik website untuk menetapkan tujuan yang ambisius namun terukur, dan mengukur kemajuannya secara sistematis.

Dengan mengadopsi OKR dalam strategi SEO, tim dapat lebih fokus pada pencapaian tujuan jangka panjang dan meningkatkan kolaborasi dalam mencapai hasil yang lebih signifikan.

Contoh OKR untuk SEO bisa dirumuskan sebagai berikut:

Objective (Tujuan): Meningkatkan traffic organik ke situs web.

Key Results (Hasil Kunci):

  1. Meningkatkan jumlah kunjungan organik dari mesin pencari sebesar 50% dalam 6 bulan.
  2. Meningkatkan jumlah halaman per sesi pengunjung organik sebesar 10% dalam 6 bulan.
  3. Meningkatkan waktu rata-rata pengunjung organik yang dihabiskan di situs web sebesar 20% dalam 6 bulan.

Dengan merumuskan OKR seperti ini, tim SEO dapat fokus pada tujuan yang jelas dan terukur untuk meningkatkan traffic organik secara signifikan dalam periode waktu yang ditentukan.

Berikut ini adalah tolak ukur yang digunakan di dalam KPI SEO, yaitu:

1. Organic Traffic (Trafik Organik)

Metrik KPI SEO yang pertama adalah organic traffic. Organic traffic adalah istilah yang digunakan dalam analisis web dan pemasaran online untuk menggambarkan lalu lintas yang diterima oleh sebuah situs web secara alami, tanpa melalui iklan berbayar. Secara spesifik, organic traffic terdiri dari pengunjung yang datang ke situs web melalui hasil pencarian organik di mesin pencari seperti Google, Bing, dan lainnya. Ini berbeda dengan lalu lintas berbayar yang berasal dari iklan PPC (Pay-Per-Click) atau kampanye iklan lainnya di media sosial atau situs web lain.

Organic traffic dianggap sangat berharga karena muncul sebagai hasil dari relevansi konten situs web dengan kata kunci yang dicari oleh pengguna. Faktor-faktor seperti optimasi mesin pencari (SEO), kualitas konten, dan otoritas domain mempengaruhi seberapa baik sebuah situs dapat menarik organic traffic yang tinggi. Organic traffic juga cenderung memberikan konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lalu lintas berbayar karena pengunjung cenderung lebih terlibat dengan konten yang mereka temukan melalui hasil pencarian alami.

2. Keyword Ranking (Peringkat Kata Kunci)

KPI selanjutnya adalah keyword ranking. Keyword ranking adalah proses penentuan posisi dari kata kunci yang ditargetkan dalam hasil pencarian mesin pencari seperti Google, yang menunjukkan di mana situs web Kamu muncul untuk kata kunci tertentu.

Kata kunci utama adalah frasa yang paling relevan dan sering dicari terkait dengan bisnis atau konten Kamu, sedangkan kata kunci long tail adalah frasa yang lebih panjang dan spesifik dengan volume pencarian lebih rendah tetapi lebih relevan bagi audiens tertentu.

Peringkat tinggi pada kata kunci yang relevan dapat meningkatkan visibilitas, lalu lintas organik, dan memberikan keunggulan kompetitif. Untuk meningkatkan peringkat, lakukan penelitian kata kunci dengan alat seperti Google Keyword Planner, buat konten berkualitas, optimalkan elemen on-page, bangun backlink dari situs web berkualitas, dan tingkatkan pengalaman pengguna.

Pemantauan peringkat kata kunci dengan alat seperti Google Search Console dan analisis berkala dapat membantu mengidentifikasi tren, peluang, atau masalah, sehingga dengan strategi SEO yang tepat, visibilitas situs web Kamu di mesin pencari akan meningkat, menarik lebih banyak pengunjung yang relevan.

3. Bounce Rate (Presentasi Pengunjung)

Bounce rate adalah metrik yang digunakan dalam analisis web untuk mengukur persentase pengunjung yang meninggalkan sebuah halaman web tanpa melakukan interaksi lebih lanjut, seperti mengklik tautan lain atau mengunjungi halaman lain di situs tersebut. Dalam pengertian sederhana, bounce rate mengindikasikan seberapa cepat pengunjung “mem-bounce” atau keluar dari situs setelah mereka tiba di halaman tertentu.

Secara spesifik, bounce rate dihitung dengan membagi jumlah pengunjung yang hanya mengunjungi satu halaman (single-page visits) dengan total kunjungan ke halaman tersebut. Misalnya, jika 100 pengunjung mengunjungi halaman A dalam periode waktu tertentu, dan 40 di antaranya keluar tanpa melanjutkan ke halaman lain di situs, maka bounce rate untuk halaman A adalah 40%.

Bounce rate tinggi dapat menandakan masalah dengan relevansi konten, desain halaman, atau pengalaman pengguna yang menyebabkan pengunjung cepat meninggalkan situs. Penting untuk dipahami bahwa interpretasi bounce rate harus mempertimbangkan konteks dan tujuan spesifik dari setiap halaman web.

4. Conversions (Sales and Leads)

Conversions dalam digital marketing terbagi menjadi dua jenis utama: penjualan (sales) dan pemimpin (leads). Penjualan terjadi saat pengunjung situs melakukan pembelian produk atau layanan.

Sedangkan pemimpin terjadi ketika pengunjung menunjukkan minat dengan mengambil tindakan seperti mengisi formulir atau berlangganan. Konversi adalah ukuran krusial untuk mengevaluasi keberhasilan kampanye pemasaran dan situs web, mengindikasikan seberapa baik pengunjung merespons dan berinteraksi dengan tujuan yang diinginkan.

Perusahaan biasanya berupaya mengoptimalkan strategi pemasaran mereka untuk meningkatkan tingkat konversi, yang dapat berdampak positif pada pendapatan dan pertumbuhan bisnis mereka.

5. Core Web Vitals

Core Web Vitals adalah sekelompok metrik kinerja halaman web yang diprioritaskan oleh Google untuk meningkatkan pengalaman pengguna saat menjelajahi web.

Metrik-metrik ini meliputi Largest Contentful Paint (LCP), yang mengukur waktu untuk memuat elemen konten utama dalam viewport dengan target waktu kurang dari 2.5 detik setelah halaman dimuat. First Input Delay (FID) menilai responsivitas browser terhadap interaksi pertama pengguna, seperti klik, yang idealnya kurang dari 100 milidetik.

Sedangkan Cumulative Layout Shift (CLS) mengukur stabilitas tata letak halaman saat pengguna berinteraksi, dianggap baik jika skornya kurang dari 0.1. Google telah mengumumkan bahwa Core Web Vitals akan mempengaruhi peringkat halaman dalam hasil pencariannya, mendorong pemilik situs web dan pengembang untuk memantau dan meningkatkan metrik-metrik ini guna menyediakan pengalaman pengguna yang optimal dan kompetitif di platform pencarian tersebut.

6. Average Sessions Duration (Rata-rata Durasi Sesi)

Average Sessions Duration atau Rata-rata Durasi Sesi adalah metrik yang mengukur rata-rata waktu yang dihabiskan oleh pengunjung dalam satu sesi kunjungan di sebuah situs web. 

Ini adalah periode waktu dari saat pengunjung tiba di situs hingga mereka meninggalkannya atau tidak aktif dalam jangka waktu tertentu (biasanya sekitar 30 menit).

Durasi sesi adalah indikator penting dalam analisis web karena memberikan wawasan tentang seberapa lama pengunjung tertarik atau terlibat dengan konten yang disediakan oleh situs.

Durasi sesi yang lebih lama sering dianggap positif karena menunjukkan bahwa pengunjung menemukan nilai atau konten yang menarik, sementara durasi sesi yang pendek mungkin menunjukkan bahwa pengunjung tidak menemukan yang mereka cari atau situs tidak memenuhi harapan mereka.

Baca juga: Teknik SEO Terbaru yang Wajib Diketahui Pemula 

7. Branded Traffic

Branded Traffic merujuk kepada lalu lintas atau kunjungan ke sebuah situs web yang berasal dari pencarian atau navigasi langsung menggunakan nama merek atau perusahaan tersebut.

Ini berarti pengunjung secara spesifik mencari atau menavigasi ke situs web berdasarkan pengetahuan mereka tentang merek atau perusahaan tersebut. Branded Traffic dianggap penting karena menunjukkan tingkat kesadaran merek dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Dalam analisis web dan pemasaran digital, Branded Traffic sering dianggap sebagai indikator positif karena biasanya memiliki tingkat konversi yang lebih tinggi dibandingkan dengan lalu lintas non-bermerk atau pencarian umum.

8. CTR Organik (Click-Through Rate)

CTR Organik (Click-Through Rate) mengacu pada rasio jumlah klik pada hasil pencarian organik (tidak berbayar) dibandingkan dengan jumlah tampilan halaman hasil pencarian (impression). CTR organik digunakan untuk mengukur seberapa efektif meta deskripsi dan judul halaman dalam menarik pengguna untuk mengklik hasil pencarian organik yang ditampilkan oleh mesin pencari seperti Google.

Formula CTR organik adalah sebagai berikut:

CTR Organik=(Jumlah Impresi OrganikJumlah Klik Organik​)×100%

Semakin tinggi CTR organik, semakin baik meta deskripsi dan judul halaman dalam menarik perhatian pengguna untuk mengklik hasil pencarian tersebut. CTR organik yang tinggi juga dapat menunjukkan bahwa konten halaman web relevan dengan kata kunci yang dicari oleh pengguna, serta memenuhi harapan mereka setelah melihat deskripsi atau judul yang muncul di hasil pencarian.

9. Backlink

Backlink adalah tautan atau hyperlink yang mengarah dari sebuah halaman web di satu situs ke halaman web di situs lain. Backlink sering digunakan dalam praktik SEO (Search Engine Optimization) karena dianggap sebagai faktor penting dalam menilai otoritas dan reputasi sebuah situs web oleh mesin pencari seperti Google.

Backlink membantu mesin pencari untuk menilai keberhasilan atau popularitas sebuah situs web berdasarkan seberapa banyak dan seberapa berkualitas tautan yang mengarah ke situs tersebut dari sumber eksternal. Semakin banyak backlink yang berkualitas (misalnya, dari situs web otoritatif dan relevan), semakin besar kemungkinan situs web tersebut untuk mendapatkan peringkat yang lebih tinggi di hasil pencarian.

Namun, penting untuk diketahui bahwa backlink tidak memiliki nilai yang sama. Backlink yang berasal dari situs web otoritatif, memiliki relevansi dengan topik yang sama, dan diperoleh secara alami (bukan hasil dari praktik manipulatif) cenderung memiliki dampak yang lebih positif dalam strategi SEO. Praktik membangun backlink yang tidak etis atau manipulatif dapat berisiko mengakibatkan penalti dari mesin pencari.

10. ROI (Return on Investment)

KPI SEO selanjutnya adalah Return on Investment atau ROI. Dalam KPI SEO, ROI (Return on Investment) mengacu pada keuntungan yang diperoleh dari upaya SEO, termasuk waktu, sumber daya, dan usaha yang diinvestasikan untuk meningkatkan peringkat pencarian dan lalu lintas organik situs web. 

ROI SEO dapat dilihat dari peningkatan posisi peringkat kata kunci dan jumlah kunjungan organik setelah strategi SEO diterapkan, serta peningkatan konversi seperti penjualan produk, generasi lead, dan nilai pelanggan jangka panjang.

Dengan mengukur ROI SEO secara efektif, perusahaan dapat menilai kualitas trafik dan dampak positif terhadap tujuan bisnis, memastikan pengoptimalan strategi dan alokasi sumber daya yang sesuai.

11. Number of Indexed Pages (Jumlah Halaman Terindeks)

KPI SEO selanjutnya adalah number of indexed pages atau jumlah halaman yang terindeks. Indexing merupakan proses di mana mesin pencari, seperti Google, menambahkan halaman web ke dalam database mereka setelah merayapi (crawling) konten di situs tersebut.

Proses ini penting karena hanya halaman yang terindeks yang dapat muncul di hasil pencarian organik. Dengan meningkatkan jumlah halaman yang terindeks, sebuah website dapat memperluas jangkauan pencariannya, meningkatkan peluang untuk ditemukan oleh pengguna, dan pada akhirnya menarik lebih banyak lalu lintas organik.

Hal ini juga membantu mesin pencari memahami struktur dan konten situs secara keseluruhan, yang dapat berkontribusi pada peringkat yang lebih baik di halaman hasil pencarian.

12. Search Visibility (Visibilitas Pencarian Organik)

Visibilitas pencarian organik menjadi sebuah tanda pertumbuhan website yang tetap konsisten, menunjukkan bahwa konten yang dihasilkan relevan dan bermanfaat bagi pengguna.

Hal ini juga mencerminkan upaya SEO yang efektif serta keterlibatan yang kuat dari audiens, yang secara keseluruhan berkontribusi pada peningkatan lalu lintas dan konversi. Dengan mempertahankan visibilitas yang baik di hasil pencarian, website dapat membangun otoritas dalam industri, menarik lebih banyak pengunjung, dan pada akhirnya mencapai tujuan bisnis jangka panjang.

Untuk dapat melihat visibilitas pencarian web, Boldee dapat menggunakan tools SEO yaitu Google Analytics dan Google Search Console. Google Analytics memberikan wawasan tentang bagaimana pengguna berinteraksi dengan situs web, melacak lalu lintas, dan sumbernya, sedangkan Google Search Console membantu memantau kinerja situs di hasil pencarian, memberikan data tentang kueri pencarian, tampilan, dan klik.

Selain itu, tools lain seperti Ahrefs, SEMrush, Moz, dan Screaming Frog dapat digunakan untuk analisis lebih mendalam, penelitian kata kunci, audit SEO, dan pemantauan backlink, yang semuanya penting untuk meningkatkan visibilitas pencarian organik.

Baca juga: SEO Audit Adalah: Arti, Langkah-Langkah dan Pentingnya SEO Audit

Nah, itu tadi Boldee ulasan lengkap mengenai KPI SEO yang dapat membantu dalam mengukur dan meningkatkan kinerja situs web di mesin pencari. Dengan memperhatikan visibilitas pencarian organik dan jumlah halaman yang terindeks, Boldee dapat memastikan bahwa situs webnya tetap relevan dan mudah ditemukan oleh pengguna.

Melalui penggunaan tools SEO seperti Google Analytics, Google Search Console, Ahrefs, SEMrush, Moz, dan Screaming Frog, Boldee dapat melakukan analisis mendalam, mengidentifikasi peluang perbaikan, dan mengoptimalkan strategi SEO secara keseluruhan.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk mencapai tujuan bisnis Boldee dan meningkatkan kehadiran online situs webnya.


OHBold Creative Agency
Membantu Brand Memenangkan Pasar.
Info Selengkapnya

Hubungi Kami!


No Comments

Post a Comment

Any question ?