Pengertian Sinematografi, Elemen dan Teknik Dasar untuk Dipelajari Pemula

Pengertian sinematografi bagi segelintir orang bisa berbeda-beda, namun secara umum, sinematografi merujuk pada seni dan teknik menangkap gambar bergerak dalam bentuk film atau video.

Bagi sebagian orang, sinematografi mungkin hanya tentang menangkap gambar yang indah dan estetis, sementara bagi yang lain, pengertian sinematografi adalah mengenai cara untuk bercerita secara visual, menggunakan cahaya, komposisi, gerakan kamera, dan warna untuk menciptakan suasana dan emosi yang mendalam.

Dalam dunia perfilman, sinematografi memegang peran penting dalam menghidupkan naskah dan visi sutradara, memastikan bahwa setiap frame tidak hanya bercerita, tetapi juga memberikan dampak emosional dan visual kepada penonton. Untuk memahaminya lebih lanjut, yuk langsung disimak Boldee!

Pengertian Sinematografi

Sinematografi adalah seni dan ilmu menangkap gambar bergerak untuk menyampaikan cerita, emosi, dan makna melalui medium visual. Istilah ini berasal dari kata Yunani “kinema,” yang berarti gerakan, dan “grapho,” yang berarti menulis atau merekam.

Secara keseluruhan, pengertian sinematografi mencakup segala aspek teknis dan artistik dalam pembuatan film, mulai dari pemilihan kamera, lensa, dan pencahayaan hingga komposisi frame dan gerakan kamera.

Pada intinya, sinematografi bertujuan untuk mengubah visi sutradara menjadi gambar-gambar yang hidup dan bermakna. Setiap elemen visual yang terlihat di layar merupakan hasil dari keputusan yang dipikirkan matang-matang untuk menciptakan suasana, mood, dan cerita yang ingin disampaikan.

Sinematografi melibatkan berbagai teknik dan alat untuk mencapai efek yang diinginkan, termasuk penggunaan warna, pencahayaan, perspektif, tekstur, dan gerakan.

Sinematrografi bukan hanya tentang mengetahui cara menggunakan kamera saja, namun juga seni keterampilan dalam memadukan keterampilan teknis yang kuat, mencakup fotografi, pemahaman tentang mekanisme kamera, penguasaan pencahayaan, ketelitian terhadap detail dengan stok film, menciptakan gerakan yang mengalir, dan kemampuan untuk mengintegrasikan efek khusus bila diperlukan.

Hal ini mengharuskan seorang sinematografer untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang narasi visual, pemilihan warna, komposisi frame, serta kemampuan untuk menangkap dan menginterpretasikan emosi serta nuansa yang ingin disampaikan melalui medium gambar bergerak.

Sinematografi adalah bahasa visual yang kompleks, di mana setiap frame harus dipertimbangkan secara cermat untuk menciptakan pengalaman yang mendalam bagi penonton, mampu menggerakkan, menginspirasi, atau bahkan mengubah persepsi mereka tentang dunia di sekitar kita. Dengan kata lain, sinematografi adalah seni dan ilmu yang tak terpisahkan, membutuhkan kombinasi unik dari kreativitas, teknis, dan pemahaman emosional untuk menghasilkan karya yang mengesankan dan berkesan.

Elemen Sinematografi

Boldee! Dalam sinematografi, tidak hanya pengertian sinematografi saja yang perlu Kamu pahami, namun terdapat beberapa elemen mendasar yang harus diperhatikan untuk menciptakan visual yang efektif dan menarik. Berikut adalah beberapa elemen utama dalam sinematografi tersebut:

  • Pencahayaan: Teknik pencahayaan memainkan peran penting dalam menentukan suasana dan mood suatu adegan. Ini meliputi sumber cahaya, intensitas, arah, dan kualitas cahaya yang digunakan.
  • Komposisi: Komposisi melibatkan pengaturan visual dari elemen-elemen dalam bingkai gambar, termasuk posisi objek, garis, bentuk, dan ruang negatif.
  • Warna: Pilihan warna dapat memberikan nuansa emosional yang kuat dalam sebuah film. Sinematografer menggunakan palet warna untuk menciptakan atmosfer yang sesuai dengan cerita atau tema.
  • Gerakan kamera: Gerakan kamera dapat berpengaruh pada cara penonton merasakan adegan. Ini bisa termasuk gerakan pan, tilt, zoom, dolly, crane, atau steadicam.
  • Ketajaman gambar (focus): Penekanan pada elemen tertentu dalam bingkai gambar dapat digunakan untuk mengarahkan perhatian penonton dan memperkuat narasi.
  • Kedalaman lapangan (depth of field): Kedalaman lapangan mengacu pada seberapa banyak area dalam bingkai yang tetap dalam fokus. Kedalaman lapangan yang dangkal dapat digunakan untuk memisahkan subjek dari latar belakang, sementara kedalaman lapangan yang dalam memungkinkan semua objek tetap dalam fokus.
  • Frame rate (kecepatan bingkai): Kecepatan bingkai menentukan seberapa cepat gambar-gambar individu berganti dalam sebuah adegan, yang dapat mempengaruhi cara pergerakan dan gerakan terlihat di layar.
  • Rasio aspek (aspect ratio): Rasio aspek adalah perbandingan lebar dan tinggi bingkai gambar. Berbagai rasio aspek dapat digunakan untuk menciptakan efek visual yang berbeda.
  • Kostum dan set: Desain kostum dan set memainkan peran penting dalam menciptakan dunia visual film yang kohesif dan meyakinkan.
  • Efek visual (Visual Effects/VFX): Efek visual dapat digunakan untuk menciptakan gambar-gambar yang tidak mungkin direkam dalam kehidupan nyata, menambahkan unsur-unsur fantastis atau ilmiah ke dalam cerita.

Teknik Dasar Sinematografi

Secara prinsip, teknik dasar sinematografi berhubungan dengan penempatan kamera dalam setiap proses pengambilan video. Dengan kata lain, setiap shot atau take dapat diambil menggunakan teknik medium shot atau long shot. Scene terdiri dari berbagai teknik yang berbeda, seperti close-up, long shot, dan sebagainya. Ketika semua scene atau adegan ini dikumpulkan, mereka membentuk sequence.

Sequence ini adalah kumpulan dari semua scene yang ada, baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya, dalam sequence ini, setiap teknik akan terakumulasi sesuai keinginan sutradara.

Baca juga: Jasa Video Produk Terpercaya untuk Tingkatkan Penjualan

Untuk kejelasan mengenai ke lima teknik dasar tersebu, maka simak penjelasannya berikut ini:

1. Teknik close-up

Teknik Close Up adalah pendekatan dalam fotografi dan videografi di mana kamera ditempatkan sangat dekat dengan subjek untuk menangkap detail yang halus dan mendalam.

Ini memungkinkan penonton untuk melihat elemen-elemen kecil yang mungkin tidak terlihat dalam bidikan yang lebih luas, sering kali menyoroti ekspresi wajah, tekstur, atau objek kecil yang menjadi fokus utama.

Dengan menggunakan lensa yang sesuai dan pencahayaan yang tepat, teknik ini memungkinkan fotografer dan pembuat film untuk mengeksplorasi subjek secara lebih intim, menarik perhatian penonton pada detail-detail yang penting, dan menciptakan pengalaman visual yang mendalam dan kuat.

2. Medium Shot

Teknik Medium Shot adalah salah satu pendekatan dalam fotografi dan videografi di mana subjek utama direkam dari sekitar pinggang hingga kepala. Ini memberikan gambar yang cukup dekat untuk menangkap ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sambil juga memberikan sedikit konteks lingkungan di sekitarnya.

Medium shot sering digunakan dalam berbagai konteks, termasuk dalam pengambilan gambar potret, adegan percakapan, atau ketika ingin menunjukkan interaksi antara beberapa karakter dalam suatu adegan.

Dengan memanfaatkan teknik medium shot, fotografer dan pembuat film dapat mengeksplorasi subjek secara lebih dekat daripada wide shot, sambil tetap memberikan sedikit ruang bagi latar belakang untuk memberikan konteks visual yang diperlukan.

3. Teknik Long Shot

Teknik Long Shot adalah pendekatan dalam fotografi dan videografi di mana subjek utama direkam dari jarak yang jauh, menampilkan subjek dan lingkungan di sekitarnya secara menyeluruh. Dalam long shot, subjek mungkin tampak kecil dalam bingkai, sedangkan latar belakang mendominasi komposisi.

Teknik ini sering digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang lokasi, menunjukkan skala dan ruang, atau menangkap aksi yang melibatkan banyak karakter atau elemen lingkungan.

Long shot juga bisa digunakan untuk membuka atau menutup adegan, memberikan konteks visual yang penting bagi penonton. Dengan memanfaatkan teknik long shot, pembuat film dapat memberikan perspektif yang luas dan memperkenalkan elemen-elemen penting dalam cerita atau adegan.

4. Teknik High Angle

Teknik High Angle adalah suatu pendekatan dalam fotografi dan videografi di mana kamera ditempatkan di atas subjek yang difoto atau direkam.

Dengan kata lain, sudut pengambilan gambar berada di atas subjek, menunjukkan pandangan dari atas ke bawah. Ini menciptakan efek visual di mana subjek terlihat kecil atau kurang berkuasa, sementara latar belakang atau lingkungan di sekitarnya mungkin terlihat lebih luas.

Teknik high angle sering digunakan untuk memberikan perspektif yang unik, menekankan perasaan keterbatasan atau kerentanan subjek, atau memperlihatkan situasi di mana subjek dilihat dari sudut pandang yang lebih tinggi, seperti dari atas gedung atau dari pesawat terbang.

Penggunaan yang bijaksana dari teknik high angle dapat memberikan dimensi visual yang menarik dan memperkaya narasi visual.

5. Teknik Low-Angle

Teknik Low-Angle adalah suatu pendekatan dalam fotografi dan videografi di mana kamera ditempatkan di bawah subjek yang difoto atau direkam.

Dengan kata lain, sudut pengambilan gambar berada di bawah subjek, menunjukkan pandangan dari bawah ke atas. Ini menciptakan efek visual di mana subjek terlihat lebih besar, kuat, atau mengesankan, sementara langit atau langit-langit mungkin terlihat di latar belakang.

Teknik low-angle sering digunakan untuk memberikan perspektif yang dramatis, menghormati atau memuliakan subjek, atau menekankan perasaan kekuatan atau dominasi subjek. Ini juga dapat memberikan pandangan yang unik dan tidak biasa tentang objek atau orang yang difoto.

Baca juga: 13 Daftar Film CGI Indonesia Terbaik, Mana Film Favorit Pilihanmu?

Terdapat beberapa jenis teknik low angle di dalam pengambilan gambar, di antaranya:

  • Over the shoulder adalah teknik pengambilan gambar yang dilakukan dari sudut pandang di belakang atau di sekitar bahu aktor, sering digunakan dalam adegan percakapan antara dua atau lebih aktor dalam film.
  • Bird’s eye adalah teknik yang melibatkan penempatan kamera pada ketinggian yang sangat tinggi, lebih tinggi dari high angle, biasanya diambil dengan helikopter, drone, atau alat khusus lainnya.
  • Dutch angle atau Tilt adalah teknik di mana kamera ditempatkan pada sudut miring, sehingga bingkai atau layar tampak tidak sejajar.
  • Extreme long shot adalah teknik pengambilan gambar di mana kamera berada sangat jauh dari subjek, sehingga yang ditampilkan hanya bagian kecil seperti sekitar bahu subjek, dengan fokus pada area di sekitar aktor daripada pada aktor itu sendiri.
  • Extreme close-up adalah teknik di mana seluruh bingkai atau layar diisi hanya dengan wajah subjek, menyoroti detail yang sangat kecil dan spesifik.

Penutup

Jika diperhatikan lebih lanjut, setiap teknik di atas berkaitan dengan posisi penempatan kamera, yang dalam dunia fotografi dan videografi disebut sebagai angle gambar.

Oleh karena itu, setiap teknik tersebut dapat juga disebut sebagai angle. Fotografi, videografi, dan sinematografi memiliki banyak kesamaan, terutama dalam penggunaan peralatan, yaitu kamera.

Perbedaannya terletak pada tujuan penggunaannya, yakni fotografi dirancang khusus untuk mengambil foto, sedangkan videografi dan sinematografi dirancang untuk merekam video pendek atau panjang.

Demikian ulasan mengenai pengertian sinematografi yang meliputi berbagai elemen penting seperti pencahayaan, komposisi, warna, gerakan kamera, ketajaman gambar, kedalaman lapangan, kecepatan bingkai, rasio aspek, kostum dan set, serta efek visual. Semua elemen ini bekerja sama untuk menciptakan visual yang mendukung narasi dan emosi dalam sebuah film. Semoga bermanfaat ya Boldee!


OHBold Creative Agency
Membantu Brand Memenangkan Pasar.
Info Selengkapnya

Hubungi Kami!


No Comments

Post a Comment

Any question ?