Efek SEO Spammer yang Bikin Google Lambat Dalam Crawling dan Indexing

Efek SEO Spammer yang Bikin Google Lambat Dalam Crawling dan Indexing

Diketahui akhir-akhir ini, para praktisi SEO dan pemilik website memiliki keluhan yang sama, yaitu terkait keterlambatan index konten mereka. Selidik punya selidik, ternyata pelakunya adalah SEO Spammer yang membanjiri internet dengan teknik-teknik manipulatif, seperti pembuatan konten berkualitas rendah yang dipenuhi dengan kata kunci, serta tautan balik palsu yang bertujuan untuk memanipulasi peringkat mesin pencari.

Keberadaan SEO Spammer bukan hanya mengganggu ekosistem internet yang sehat, tetapi juga merugikan praktisi SEO dan pemilik website yang bekerja keras untuk menciptakan konten berkualitas.

Hal ini membuat Google kewalahan sehingga bekerja keras untuk memilih URL mana yang akan diindeks dan di-crawl. Proses ini memakan waktu dan sumber daya yang berarti bagi mesin pencari, sehingga konten yang seharusnya mendapat perhatian mungkin terabaikan atau mengalami penundaan dalam proses index.

Akibatnya, situs-situs yang sah dan memiliki konten berkualitas pun bisa terpengaruh, karena harus bersaing dengan konten spam yang mengalihkan perhatian dan sumber daya Google. Keadaan ini menimbulkan frustrasi bagi para pemilik situs yang melakukan praktik SEO yang baik dan berusaha untuk memperbaiki peringkat mereka secara organik.

Penyebab Crawling dan Indexing Google Melambat

Di berbagai forum SEO, blog, dan diskusi pemilik situs web, banyak yang mengeluh bahwa Google tampaknya semakin lambat dalam meng-crawl dan meng-index situs web. Konten yang dipublikasikan hari ini mungkin baru muncul di hasil penelusuran Google beberapa hari kemudian.

Saat memeriksa URL situs di Google Search Console, sering kali statusnya adalah “Sudah Dicrawl – Saat ini Belum Diindeks” (Crawled – currently not indexed). Ini menandakan bahwa mesin pencari Google sudah mengunjungi halaman tersebut, namun belum memasukkannya ke dalam indeksnya.

Atau yang lebih buruk lagi, statusnya bisa jadi “Ditemukan – Saat ini Belum Diindeks” (Discovered – currently not indexed). Artinya, Google telah mengetahui adanya URL halaman tersebut, tetapi belum mengikutsertakannya dalam indeksnya sama sekali.

Pengalaman penulis sendiri menunjukkan bahwa masalah ini seringkali terjadi pada situs web yang relatif baru. Bahkan setelah satu minggu, hanya sebagian kecil dari konten yang dibuat seminggu sebelumnya yang berhasil diindeks oleh Google!

Namun, di laman bantuan Google Search Console, tidak ada informasi yang jelas mengenai langkah yang sebaiknya diambil jika halaman berada dalam kondisi ini. Informasi yang disediakan terkadang tidak memadai, meninggalkan pemilik situs dengan kebingungan tentang tindakan selanjutnya.

Penyebab Google Tidak Meng-Crawl dan Meng-Index Semua URL

Mengidentifikasi penyebab spesifik dari masalah crawling dan indexing dapat memerlukan analisis yang lebih mendalam, termasuk pemeriksaan secara teknis dan evaluasi konten. Dengan pemahaman yang baik tentang faktor-faktor tersebut, Kamu dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan kinerja situs web Kamu di hasil pencarian Google.

Ada beberapa penyebab yang mungkin membuat Google tidak melakukan crawling dan indexing terhadap semua URL situs web:

1. Kualitas Konten

Konten yang kurang relevan, tidak orisinal, atau tidak bermutu seringkali diabaikan oleh Google. Pastikan konten yang Kamu publikasikan memiliki nilai tambah yang jelas dan relevan bagi audiens Kamu.

2. Masalah Teknis

Terdapat masalah teknis pada situs web Kamu yang menghambat proses crawling dan indexing oleh Google. Ini bisa termasuk struktur situs yang buruk, pengaturan robots.txt yang tidak tepat, atau penggunaan meta robots yang salah.

3. Keterbatasan Sumber Daya Google

Google memiliki keterbatasan dalam melakukan crawling dan indexing, terutama pada situs yang besar atau memiliki banyak halaman. Hal ini bisa membuat proses indexing menjadi lebih lambat untuk situs-situs tersebut.

4. Frekuensi Perubahan Konten

Jika situs Kamu mengalami perubahan konten secara teratur, Google mungkin memprioritaskan untuk meng-crawl dan meng-index halaman-halaman yang dianggap lebih penting atau berubah secara signifikan.

5. Penalti atau Sanksi

Jika situs Kamu melanggar pedoman kualitas Google, seperti melakukan tindakan spam atau memiliki tautan yang tidak alami, Google mungkin menghukum situs Kamu dengan tidak meng-crawl atau meng-indexnya.

6. Persaingan yang Ketat

Dalam industri atau niche tertentu, persaingan untuk peringkat di hasil pencarian Google bisa sangat ketat. Ini bisa membuat proses crawling dan indexing menjadi lebih lambat karena Google perlu memprioritaskan sumber daya mereka.

Baca juga: Tantangan SEO yang Harus Dihadapi Praktik SEO

SEO Spammers Menyulitkan Google dan Semua Pemilik Situs Web di Dunia

Spammer SEO menyebabkan masalah bagi pemilik website dengan cara memanipulasi peringkat di mesin pencari, yang pada gilirannya juga mengganggu efisiensi kerja Google.

Dengan praktik-praktik yang manipulatif, para spammer ini mengganggu ekosistem internet secara keseluruhan. Mereka tidak hanya merugikan pemilik situs web dengan menurunkan kualitas lalu lintas organik dan merusak reputasi online, tetapi juga memberikan tantangan bagi mesin pencari seperti Google. Dengan mencoba menipu algoritma pencarian, mereka mengaburkan batas antara hasil yang relevan dan tidak relevan, mempengaruhi pengalaman pencarian pengguna. Oleh karena itu, pertarungan melawan SEO spammer bukan hanya masalah praktis, tetapi juga etis, untuk menjaga integritas dan keadilan internet secara keseluruhan.

Situasi semacam itu juga memberikan tekanan ekstra pada Google untuk terus memperbarui dan meningkatkan algoritma pencariannya guna menghadapi upaya-upaya manipulatif yang terus berkembang dari spammer SEO.

Hal ini tidak hanya memakan waktu dan sumber daya, tetapi juga mengganggu fokus Google dalam memberikan hasil pencarian yang berkualitas dan relevan bagi pengguna. Oleh karena itu, upaya untuk memerangi SEO spammer  tidak hanya menjadi tanggung jawab individu dan perusahaan, tetapi juga merupakan tantangan besar bagi industri pencarian web secara keseluruhan.

Para SEO spammer adalah pihak yang bertanggung jawab atas meluapnya konten sampah di internet yang mengakibatkan masalah dalam proses crawling dan indexing. Mereka menggunakan trik-trik tertentu untuk memanipulasi mesin pencari agar situs web mereka muncul di peringkat teratas dalam SERP, dengan tujuan untuk menghasilkan uang dari internet. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan menciptakan banyak konten sampah. Beberapa cara-cara yang kerap mereka lakukan di antaranya:

1. Melakukan Website Auto-Generated

Tujuan dari praktik seperti ini adalah untuk dengan cepat membangun dan memperbarui konten di situs web tanpa harus menghasilkan atau membuat konten sendiri. Dengan mencuri konten dari situs web lain, baik itu tulisan maupun gambar, mereka dapat memperkaya situs web mereka tanpa perlu menghabiskan waktu dan usaha untuk membuatnya sendiri.

Kemudian, dengan memasang iklan di situs web mereka, mereka berharap dapat menghasilkan uang dari traffic yang datang ke situs mereka untuk melihat konten yang dicuri tersebut. Ini merupakan praktik yang tidak etis dan bisa merugikan situs web asli yang merupakan sumber konten yang dicuri.

2. Melakukan Auto Generate Konten Artikel (Article Spin)

Meskipun menggunakan software untuk menghasilkan ratusan hingga ribuan konten unik dengan cepat terdengar menarik, konten yang dihasilkan seringkali tidak berguna bagi pengguna. Artikel yang dihasilkan oleh mesin semacam itu mungkin tidak hanya tidak berguna, tetapi juga sulit dibaca atau bahkan tidak masuk akal karena kurangnya pemahaman tentang konteks, tata bahasa yang buruk, dan kurangnya keaslian.

Konten semacam ini tidak memberikan nilai tambah bagi pengguna dan bisa merusak reputasi situs web atau merek yang mempublikasikannya. Dalam jangka panjang, fokus pada konten berkualitas dan bermakna akan lebih bermanfaat dalam membangun hubungan yang baik dengan pengguna dan meningkatkan otoritas situs web dalam mesin pencari.

3. Melakukan Backlink Spam

Backlink memang memiliki peran penting dalam meningkatkan peringkat situs web dalam hasil pencarian. Namun, meskipun backlink dapat memberikan manfaat, penggunaan backlink yang tidak sesuai atau melanggar panduan yang ditetapkan oleh mesin pencari dapat berakibat buruk bagi peringkat situs web.

Mesin pencari seperti Google telah mengeluarkan panduan yang menjelaskan praktik-praktik yang dianggap sebagai manipulasi backlink atau “link yang terlarang”. Beberapa contoh praktik ini termasuk membeli backlink dari situs web yang tidak relevan atau memiliki reputasi buruk, pertukaran backlink dengan situs lain secara berlebihan, dan menciptakan jaringan backlink yang tidak alami.

Sayangnya, masih ada praktik-praktik SEO yang meragukan yang dilakukan oleh beberapa praktisi SEO atau pelaku pemasaran daring demi mendapatkan keuntungan cepat. Hal ini tidak hanya melanggar panduan mesin pencari, tetapi juga dapat berujung pada penalti yang merugikan peringkat situs web dalam hasil pencarian.

Dalam jangka panjang, mematuhi panduan mesin pencari dan membangun backlink secara organik melalui konten berkualitas dan keterlibatan yang baik dengan komunitas online akan lebih menguntungkan daripada mencari cara pintas yang meragukan.

4. Menggunakan Jasa Meningkatkan Domain Authority (DA) atau Domain Rating (DR)

Merupakan salah kaprah yang umum di kalangan pemilik situs web. Domain Authority (DA) atau Domain Rating (DR) adalah metrik yang digunakan oleh tools Moz dan Ahrefs untuk mengukur otoritas dan kekuatan suatu domain berdasarkan kualitas dan jumlah backlink yang mengarah ke situs tersebut.

Meskipun DA atau DR dapat memberikan gambaran tentang seberapa kuatnya suatu domain dalam hal backlink, perlu dipahami bahwa itu bukanlah faktor peringkat langsung yang digunakan oleh mesin pencari, terutama Google. Mesin pencari menggunakan berbagai faktor untuk menentukan peringkat suatu halaman dalam hasil pencarian, dan sementara backlink adalah faktor penting, penekanan yang berlebihan pada DA atau DR saja tidak akan menjamin peringkat yang tinggi.

Praktik menggunakan backlink spam untuk meningkatkan DA atau DR secara artifisial bisa berujung pada efek negatif, termasuk penalti dari mesin pencari. Selain itu, fokus terlalu banyak pada metrik semacam itu bisa mengalihkan perhatian dari strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan peringkat situs web, seperti memproduksi konten berkualitas, berinteraksi dengan audiens, dan membangun backlink secara organik melalui kolaborasi yang bermakna dengan situs web lain dalam industri yang relevan.

Baca juga: Kenali SEO Checklist Mulai dari Basic Sampai Techicalnya

Penutup

Praktik-praktik optimasi yang hanya berfokus pada manipulasi algoritma mesin pencari tanpa memperhatikan nilai tambah bagi pengguna jelas merugikan dalam jangka panjang. Teknik spamming dan taktik lain yang tidak etis tidak hanya merugikan pengguna dengan menyajikan konten yang tidak bermutu atau tidak relevan, tetapi juga dapat merusak integritas hasil pencarian dan mengganggu kerja mesin pencari itu sendiri.

SEO yang sejati seharusnya bertujuan untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengguna dengan menyajikan konten yang bermutu, relevan, dan mudah diakses, sambil memastikan situs web dapat dengan mudah dimengerti dan diindeks oleh mesin pencari. Dengan demikian, pendekatan SEO yang berfokus pada kebutuhan pengguna akan memberikan manfaat jangka panjang bagi situs web, pengguna, dan bahkan mesin pencari itu sendiri.Penting bagi praktisi SEO untuk selalu berhati-hati dalam memilih teknik dan strategi optimasi, dan lebih memprioritaskan kualitas konten dan pengalaman pengguna daripada sekedar mencari cara cepat untuk mencapai peringkat tinggi. Dengan pendekatan yang tepat dan berkelanjutan, situs web dapat membangun otoritas dan reputasi yang kuat secara organik, sambil mematuhi pedoman etika SEO yang baik dan memberikan nilai tambah yang nyata bagi pengguna.


OHBold Creative Agency
Membantu Brand Memenangkan Pasar.
Info Selengkapnya

Hubungi Kami!


No Comments

Post a Comment

Any question ?